Terus lanjut dengan sharing socioteenpreneurship di Demak Book Fair, juga di SMK 3 Semarang.
Bahkan berkesempatan melaju ke civitas akademikaku dulu, kampus Teknik Arsitektur Undip, saat aku diminta jadi dosen tamu di mata kuliah kewirausahaannya.
Terus yang seru lagi saat sharing Socioteenpreneur Oktober di Medan, dan bahkan dilanjutkan November di Medan lagi dengan lokasi dan audience yang berbeda, lalu juga di SMA Muhammadiyah Purwodadi.
Buku Socioteenpreneur juga dibedah saat Buka Buka Buku di Gajah Mada FM Semarang. Seru kan ya? Alhamdulillah banget.
Semoga Virus Socioteenpreneur terus menyebar ya, Untuk Indonesia Lebih Baik. Aamiin.
Oh ya, ini ada review buku Socioteenpreneur dari salah satu pembacanya:
“Socioteenpreneur adalah wirausaha muda/remaja yang mempunyai perhatian penuh terhadap pengembangan masyarakat di lingkungannya dan mampu memberdayakan untuk menghasilkan satu perubahan sosial yang berujung pada kesejahteraan bersama.” (Hal. 28)
Definisi
tentang socioteenpreneur ini menarik. Menegaskan bahwa di masa sekarang pun,
remaja bisa mengambil peran dalam masyarakat. Bahkan disebutkan tentang
“kesejahteraan bersama” dalam pengertian tersebut. Bukankah itu hal yang
menarik.
Buku
ini akan mengajak dan memotivasi remaja dan anak muda untuk mengambil peran
dalam masyarakat. Mengajak membangun kepekaan terhadap sekitar agar mampu
mengidentifikasi masalah yang berkembang di lingkungan sekitarnya kemudian
mencoba menemukan solusinya.
Di
dalam buku ini ada 15 chapter yang dibuka oleh epilog dan ditutup dengan
prolog. Pembahasan setiap bab disusun dengan runut. Dimulai dengan memahami
definisi sociopreneur. Kemudian
berkembang ke socioteenpreneur.
Hingga kemudian membahas potensi, tahapan hingga berbagai hal yang perlu
dilakukan menjadi seorang socioteenpreneur.
Dalam
buku ini, pembahasan socioteenpreneur
tidak dilepaskan dari teladan ummat muslim yakni, Rasulullah sallallahu alaihi wassallam. Para remaja
dimotivasi dengan kisah hidup beliau yang sejak muda sudah menjadi pedagang.
Namun juga tetap ikut aktif berperan dalam masyarakat.
Kelebihan
buku ini adalah disisipkannya profil para sociopreneur
sehingga semakin memotivasi pembaca. Sebab mereka jadi tahu bahwa di luar sana
ada seorang yang jatuh bangun kemudian sukses menjadi sociopreneur. Selain itu, adanya pembahasan tentang event dan
kompetisi socioteenpreneur menjadi
nilai tambah bagi buku ini.
Yang
dirasa kurang dari buku ini adalah pembahasan yang secara gaya bahasa masih
terlalu serius. Padahal sasaran pembacanya adalah remaja dan anak muda.
Sehingga ada baiknya jika menggunakan bahasa yang tidak kaku. Apalagi
pembahasan tentang sociopreneur masih
termasuk pembahasan cukup serius sehingga perlu disiasati dengan layout dan
gaya bahasa yang santai.
Namun
secara keseluruhan buku ini sudah membahas tentang socioteenpreneur dengan lengkap dan runut. Sehingga mudah dipahami.
sumber: http://atriadanbuku.blogspot.co.id/2016/07/socioteenpreneur.html
Yuk ikutan sebar virus socioteenpreneur!
2 Komentar
Ternyata ke Medan dulu itu untuk sebarin virus socioteenpreneur ya mbak :)
BalasHapusiya, mbak wati. thanks ya :)
Hapus