Writravellicious Goes To Batam Centre
Batam Center ini terletak di tengah-tengah jantung kota Batam. Alun-alunnya, begitulah.
Di dalam kawasan Batam center terdapat Gedung Astaka, yang dulu diperuntukkan gedung perhelatan MTQ. Lalu terdapat juga gedung-gedung Pemerintahan kota Batam, kantor Pemda, DPR, juga DC Mall. Di sekitar Batam Center terdapat hotel dan pelabuhan ferry domestik dan juga ferry penyeberangan ke pelabuhan Singapura.
Jalanan masih basah saat kaki melangkah meninggalkan lobby hotel Harris. Namun karena tugas memanggil, diriku sudah harus hadir sore itu di Masjid Raya Batam untuk sharing kepenulisan, maka diripun bergegas berangkat.
Untuk menuju Masjid Raya Batam, aku memilih berjalan kaki melalui Batam Centre agar sekalian bisa menikmati indahnya kawasan ini.
Saat memasuki kawasan Batam Centre, mata langsung dimanjakan dengan gapuranya yang tinggi besar dengan keindahan ukirannya yang aduhai. Menggunakan style motif ukiran islami gaya timur tengah yang sering kulihat di buku-buku arsitekturku, dan dengan lengkung bukaannya alias ambangnya, membuat aura kita terbawa seolah memasuki kawasan yang relijius. Seakan berada di sekitaran masjidil haram di Makkah atau masjid Nabawi di Madinah. Aduh jadi kangen haji dan umroh lagi.
Batam Center ini terletak di tengah-tengah jantung kota Batam. Alun-alunnya, begitulah.
Di dalam kawasan Batam center terdapat Gedung Astaka, yang dulu diperuntukkan gedung perhelatan MTQ. Lalu terdapat juga gedung-gedung Pemerintahan kota Batam, kantor Pemda, DPR, juga DC Mall. Di sekitar Batam Center terdapat hotel dan pelabuhan ferry domestik dan juga ferry penyeberangan ke pelabuhan Singapura.
Astaka ini di gunakan untuk kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXV di Dataran Engku Putri Batam Centre. Banyak pengunjung lokal dan dari daerah lain yang datang ke sini. Tapi waktu aku ke sana, mungkin karena sehabis hujan dan bahkan masih rintik-rintik gerimis, jadi tak banyak orang. Bahkan masih cukup sepi.
Astaka ini di bangun menyerupai Masjid Nabawi. Apalagi dengan kubah hijaunya itu. Wah, jadi kangen Madinah deh. Tentu saja sudah dipadukan dengan style bangunan budaya khas melayu. konon bahkan untuk membangun astaka ini butuh dana sekitar 9,1 milyar.
Arsitektur dan keindahan Gedung Astaka ini jadi magnet bagi para pengunjung. Banyak warga yang datang untuk melihat atau ingin berpose di depan bangunan tersebut. Luas lahan yang digunakan sekitar 1700 meter persegi. Khusus untuk Astaka ini ada lima kubah, dengan memiliki sedikitnya delapan sekat ruangan.
Astaka ini dibangun sebagai tempat pembukaan sekaligus penutupan MTQ tingkat nasional yang di adakan di kota Batam waktu itu. Acaranya sendiri dibuka oleh presiden Susilo Bambang Yudoyono.
Keluar dari kawasan Batam Center, mata langsung menemukan pemandangan bukit senyum yang dengan gagahnya menyajikan tulisan 'Welcome To Batam' yang super huge besar, bahkan saat kita lihat dari kejauhan. Apalagi kalau kita dekati ya? Sayangnya saat itu aku belum sempat berkunjung ke daerah bukit senyumnya. Mudah-mudahan lain kali ada kesempatan lagi. Aamiin.
0 Komentar