CERDAS, CANGGIH DAN SANGAT PENGERTIAN
Senja itu dalam
perjalananku menuju Banyuwangi untuk keperluan riset demi penulisan novelbaruku sekaligus menghabiskan liburan semesteran bareng anak-anak musti sedikit
diganggu dengan kejaran seorang klien desain. Seorang ekspatriat asal Perancis
yang selama beberapa bulan ini bekerja sama denganku dalam perancangan dan perencanaan kawasan hunian yang dia buat dekat pantai Jepara, memintaku untuk
merevisi desain sesuai catatan feedback-nya
pada waktu itu. Dan musti segera diemail kembali kepadanya dalam waktu cepat.
Apa-apaan nih, gerutuku dalam hati. Ih, bukannya kemarin sudah clear ya. Karena
memang dalam setiap kali tugas desain arsitektur, aku membatasi hanya ada tiga
kali revisi. Dan ada charge tambahan kalau semisal melebihi ketentuan yang
disepakati bersama ini. Jadi kupikir karena tugas darinya sudah beres, aku bisa
beranjak mengerjakan pekerjaan lain sambil refreshing. Tapi dia memohon-mohon,
please please please.
Oke deh, karena aku baik
hati dan berusaha membuat klien happy, akhirnya kuterima permintaan revisi
desain lanjutan. Meski aku harus mengerjakannya di sela-sela pekerjaanku riset
kepenulisan novel dan juga tentu saja ngiras-ngirus membuat catatan serta
rekaman perjalanan yang akan menyokong elektabilitas dalam perbloggingan sebagai
writravellicious aka writraveller.
Seru banget saat tahu kalau ACER ternyata
meluncurkan produk baru Switch Alpha 12. Karena jika perangkat ini kupangku sepanjang
perjalananku dalam bus, notebook hybrid tanpa ventilasi udara ini jadi
tidak mengganggu kenyamanan. Demikian juga saat diletakkan di atas kasur dalam hotel Ketapang
Indah yang menjadi base-campku dan anak-anak selama di Banyuwangi. Sistem fanless
ini sangat membantu menghemat daya baterai sehingga Switch Alpha 12 bisa digunakan
dalam waktu lama tanpa khawatir tak ada colokan di sekitaran. Yach,
meskipun ada colokan dalam bus patas, tapi kan tidak bisa dengan nyaman disambi
buat kerja. Karena kabel akan bergelantungan dekat penumpang lainnya.
Untuk menggantikan peran
kipas sebagai pengusir panas ini ternyata Acer mengusung teknologi Acer
LiquidLoop™ yang mengandalkan pipa berisikan cairan pendingin untuk
menstabilkan suhu prosesor Intel Core i Series di dalamnya secara optimal.
Karena biasanya, sistem pendingin tanpa kipas hanya digunakan untuk perangkat
dengan prosesor Intel Core M.
Dengan tanpa kipas ini, juga membuat Switch Alpha
12 dapat beroperasi senyap dan tidak mengganggu konsentrasi kerja kita maupun orang-orang di sekitar. Apalagi
anak-anak kadang butuh istirahat dalam perjalanan mereka dalam bus, ataupun
dalam mobil yang kami sewa dalam perjalanan menjelajah sudut-sudut kota
Banyuwangi beberapa hari itu. Pun di dalam hotel, anak-anak takkan terganggu
sehingga bisa tidur dengan nyaman.
Sistem pendingin tanpa kipas atau fanless ini
ternyata juga membuat perangkat bebas debu. Debu yang menempel pada kipas
sangat berpotensi membuat suhu overheat yang merusak motherboard.
Sehingga notebook lebih panjang umur dengan adanya sistem ini.
Berpindah-pindah dari
satu tempat ke tempat lain selagi mengerjakan sekaligus tiga fungsi sebagai
arsitek, author yang sedang riset dan sekaligus blogger yang bikin jurnal, akan
kepayahan jika perangkatnya berat. Switch Alpha 12 dengan bodi tipis dan bobot
yang ringan ini cocok sekali digunakan. Karena
kita jadi bisa bekerja di mana saja
secara efisien. Bahkan Switch Alpha 12 didesain sangat fleksibel mengikuti
kebutuhan penggunanya.
Saat bertemu dengan
relasi dan berkesempatan untuk pitching singkat, Switch Alpha 12 bisa diubah dari mode tablet menjadi notebook .
Demikian pula sebaliknya. Kita hanya
perlu melepas dan memasang kembali keyboard docking yang telah
dilengkapi engsel magnet. Dengan engsel magnet ini, melepas keyboard Switch
Alpha 12 dapat dilakukan dengan cepat dan aman.
Kegunaan keyboard docking ini juga bukan
sekadar aksesoris semata, melainkan berfungsi sebagai screen protection. Acer
mendesainnya super tipis dan membekalinya lampu backlit agar kita bisa tetap mengetik meski sedang berada di
ruangan dengan pencahayaan redup. Seperti pas malam itu mengantar anak-anak
menikmati festival di alun-alun Banyuwangi dengan penerangan yang tidak cukup
terang, perangkat tetap bisa dipakai kerja.
Perangkat ini juga dilengkapi kickstand
yang bisa diatur sudutnya hingga 165 derajat untuk memberikan sudut pandang
yang kita inginkan. Dengan begini, kita bisa mengetik, mencatat hingga
menggambar lebih nyaman.
Serunya lagi, Acer melengkapi Switch Alpha 12
dengan pena digital Active Pen. Ini bukan sekedar stylus biasa untuk
mencoret-coret layar, tetapi membantu kreativitas pada layar semakin tidak terbatas. Stylus
dengan sensitivitas hingga 256 tingkat tekanan. Wow, jadi teringat jaman kuliah
dulu menggunakan berbagai jenis pensil dan juga drawing pen dengan tingkat
ketajaman yang berbeda-beda untuk menghasilkan kontour dan detail yang
diperlukan. Pena ini juga sangat membantu saat menggunakan fitur Windows Inks,
seperti mengatur ketipisan dan ketebalan garis atau membuat sketsa digital
lebih presisi saat layar menjadi kanvasnya. Keren banget kan.
Mengerjakan desain arsitektur
dan revisinya menggunakan sketch-up, autoCAD serta 3DMax dengan file yang sangat besar membutuhkan perangkat
yang powerful. Nah, notebook 2-in-1 Switch Alpha 12 ini punya performa
bertenaga yang tak perlu diragukan. Pasalnya, Acer telah menanamkan prosesor
Intel Core i Series generasi ke-6 yang memiliki kinerja kencang dan hemat
energi. Ini yang membuat Acer Switch Alpha 12 berada di level lebih tinggi
dibanding produk sejenis yang biasanya masih mengandalkan prosesor Intel Core
M.
Layar 12 inci yang memiliki resolusi QHD (2160 x
1440 pixel) perangkat ini telah dilengkapi teknologi IPS. Sehingga layarnya
mampu menghadirkan gambar tajam dan warna yang baik dari berbagai sudut. Walhasil
tampilan desain arsitektur kawasan hunian itu yang sebagian presentasinya tersimpan dalam file
jpeg, akan tampil sebagaimana yang tampak di layar. Seringkali jika perangkat
tidak memadai, tampilan di layar bisa jadi akan berbeda dengan yang ada di file
jpeg, dan beda lagi dengan yang tercetak di lembaran kertas. Untuk keperluan
desain arsitektur, tentu akan mengganggu.
Bekerja lama dan intens dengan notebook karena
memang dikejar-kejar begini, tentu akan membuat mata cepat lelah. Tapi Acer telah
membenamkan teknologi BlueLight Shield yang membantu mengurangi emisi
cahaya biru pada layar. So, tidak akan jadi masalah.
Nah, selepas revisi
desain berhasil diselesaikan, PR berikutnya adalah bagaimana supaya file revisi
ini bisa sampai dengan cepat ke email klien. Perangkat yang powerful sangat
berguna dan mendukung sekali.
PR lain yang juga
kuhadapi saat itu adalah bagaimana memindahkan ratusan bahkan ribuan foto dari
kamera DLSR ke perangkat. Karena kamera
masih harus digunakan lagi untuk bisa memotret banyak spot lain di Banyuwangi.
Selain juga demi mengamankan foto-foto dan video yang sudah terekam. Acer menyediakan fitur teknologi terdepan
seperti port USB Type-C dengan USB 3.1 gen 1. Melalui port
tersebut, kita
bisa mendapatkan transfer data berkecepatan hingga 5 Gbps, alias 10 kali lipat
lebih kencang dibanding USB 2.0. Menariknya, port USB Type-C juga bisa
difungsikan sebagai output video dan sumber daya yang dapat
mengalirkan hingga 4.5W untuk gadget kita.
It’s so great. Tiga tugas
sekaligus yang sama pentingnya jadi mudah dikerjakan dengan bantuan perangkat
yang cerdas, canggih dan sangat pengertian ini. Aku dan anak-anak pergi meninggalkan Banyuwangi dengan naik kereta di stasiun Klungkung dengan suasana lapang dan gembira karena puas banyak tugas terselesaikan dengan baik.
0 Komentar