KONTRIBUSI ASTRA BAGI
INDONESIA
Siapa yang tak kenal Astra. Perpaduan kesinambungan kualitas
produk berikut beberapa aksi dan kontribusinya bagi masyarakat menjadikannya
sebagai salah satu brand yang disegani di negeri ini.
Belakangan ini bahkan PT Astra International Tbk
menggulirkan berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang
dirangkum dalam Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia)
Banyak llangkah nyata grup Astra dalam berperan aktif memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia. Melalui
karsa, cipta dan karya terpadu untuk memberikan nilai tambah bagi kemajuan
bangsa Indonesia.
Astra telah menjalankan kegiatan CSR bersama sembilan yayasannya, yang dicanangkan melalui empat pilar utama yakni pendidikan, lingkungan, usaha kecil dan menengah (UKM) serta kesehatan.
Kesembilan yayasan tersebut adalahL
Astra telah menjalankan kegiatan CSR bersama sembilan yayasannya, yang dicanangkan melalui empat pilar utama yakni pendidikan, lingkungan, usaha kecil dan menengah (UKM) serta kesehatan.
Kesembilan yayasan tersebut adalahL
Yayasan Toyota & Astra,
Yayasan Dharma Bhakti Astra,
Yayasan Astra Bina Ilmu,
Yayasan Astra Honda
Motor,
Yayasan Amaliah Astra,
Yayasan Karya Bakti United Tractors,
Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim,
Yayasan Astra Agro
Lestari dan
Yayasan Insan Mulia Pamapersada Nusantara.
Sampai dengan tahun 2014, di bidang pendidikan Astra telah menjalankan CSR dengan menyalurkan 159.245 paket beasiswa, membina 13.262 sekola dan membina 28.199 tenaga pengajar.
Wow, keren ya.
Dari tahun ke tahun tentu saja program ini berjalan terus dan berkesinambungan. Artinya makin banyak anak-anak Indonesia yang menerima beasiswa dari Astra
Di bidang lingkungan hingga 2014, Astra telah menanam sedikitnya 3.333.456 batang pohon dan membudidayakan 805.346 tanaman mangrove.
Di bidang lingkungan hingga 2014, Astra telah menanam sedikitnya 3.333.456 batang pohon dan membudidayakan 805.346 tanaman mangrove.
Jadi kepikiran untuk meminta Astra agar ikut menanam banyak
mangrove juga di beberapa daerah Demak yang sering terkena rob.
Dalam bidang kesehatan, Astra hingga 2014 melalui keberadaan mobil kesehatan Astra (MOKESA) telah melayani sedikitnya 94.296 orang pasien, membina 915 unit Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan mengumpulkan 126.452 kantong darah dalam berbagai rangkaian donor darah.
Pada bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, tidak kurang dari 8.646 UKM telah mendapatkan pembinaan dari Astra hingga 2014 yang diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 57.837 orang.
Berbagai aktivitas sosial yang terpayungi dalam SATU Indonesia ini menjadi perwujudan nyata atas filosofi Catur Dharma Astra, yakni "Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara".
Empat pilar dalam Astra inilah area program Corporate Social Responsibility (CSR). Yaitu pendidikan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, kesehatan, dan penyelamatan lingkungan.
Dalam menjalankan program CSR masing-masing anak perusahaan menyesuaikan dengan tempat beroperasi. Misalnya (PT Letawa memilih menanam mangrove karena kondisi alam di Mamuju Utara tadinya rusak oleh abrasi laut.
Dalam menanam mangrove tersebut, manajemen PT Letawa
memberdayakan masyarakat sekitar kebun. Perusahaan juga menggandeng pemerintah
daerah dalam pengadaan bibit mangrove.
PT Letawa, salah satu anak perusahaan Astra Agro Lestari pun
akhirnya meraih penghargaan Kalpataru dari pemerintah. Penghargaan ini
diberikan berkat peran Letawa dalam melestarikan tumbuhan mangrove di Mamuju
Utara, Sulawesi Barat.
Penghargaan lingkungan tersebut sangat membanggakan karena merupakan yang pertama bagi Astra Grup. Perusahaan sendiri telah menanam mangrove sejak 2009. Total mangrove yang ditanam mencapai 157.000 pohon di lahan seluas 262 hektare (ha) di tiga desa, yaitu Jengeng, Tikee Muara, dan Desa Ako di Kabupaten Mamuju Utara, Sulbar.
Penghargaan lingkungan tersebut sangat membanggakan karena merupakan yang pertama bagi Astra Grup. Perusahaan sendiri telah menanam mangrove sejak 2009. Total mangrove yang ditanam mencapai 157.000 pohon di lahan seluas 262 hektare (ha) di tiga desa, yaitu Jengeng, Tikee Muara, dan Desa Ako di Kabupaten Mamuju Utara, Sulbar.
Selain itu Astra juga memberikan penghargaan bagi para pelopor dan inovator di berbagai bidang. Pada tahun lalu para pemenang dibagi ke dalam beberapa kategori.
Zainul Arifin, 27 tahun, dari Lumajang, Jawa Timur. Arifin mendapat
apresiasi dalam bidang Pendidikan atas programnya dalam memberdayakan
masyarakat desa untuk membangun destinasi wisata. Karena menumbuhkan usaha
ekonomi baru dengan keterampilan yang dimiliki masyarakat sekitar.
Ridwan
Nojeng, 32 tahun, dari Sulawesi Selatan memperoleh Penghargaan bidang
lingkungan. Usaha produksi pupuk organik dari kotoran sapi yang digagas Ridwan
telah berhasil melakukan penghijauan di tempat asalnya di Desa Tompobulu,
Jeneponto, Sulawesi Selatan. Desa Tompobulu bahkan saat ini telah menjadi Desa
Wisata Lembah Hijau Rumbia yang banyak didatangi turis lokal serta mancanegara.
Yoga Andika,
27 tahun, dari Pasuruan, Jawa Timur mendapat Penghargaan bidang kesehatan. “Posyandu
Remaja” nya di Desa Tosari, Pasuruan aktif melakukan penyuluhan seputar
pernikahan dini, bahaya seks pranikah, hingga efek negatif miras dan nikotin
kepada pelajar SMP serta SMA.
Muhammad
Aripin, 29 tahun dari Kalimantan Selatan mendapat Penghargaan bidang
kewirausahaan. Karena berhasil mengajak
anak jalanan, anak-anak korban narkoba dan putus sekolah untuk ikut dalam
Yayasan Rumah Kreatif. Mereka bersama mengolah sampah menjadi barang bernilai
ekonomis.
Akhmad
Sobirin, 29 tahun, dari Jawa Tengah memperoleh Penghargaan bidang kewirausahaan.
Bersama petani di daerahnya memproduksi gula semut setelah mendapat peluang
pasar ekspor. Dia ikut mendirikan Koperasi Usaha Bersama (KUBE) untuk mendukung
usaha produksi ini. Hasilnya, saat ini 102 petani yang menjadi anggota KUBE
semakin sejahtera.
Dewis Akbar,
34 tahun, dari Jawa Barat mendapat Penghargaan bidang teknologi. Lab “Komputer
Mini” Raspberry P.i., nya menjadi wadah
bagi anak-anak untuk menggali pengetahuan seputar teknologi. Lab ini pun
berhasil melahirkan sebuah karya yang disebut dengan “Saron Simulator”, sebuah
alat musik gamelan dari komputer.
Dosen
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Ihsan Rusydi, mendapat Penghargaan pada
bidang teknologi. Bersama sepuluh mahasiswanya, Ihsan mengembangkan teknologi budi daya tiram
bermodalkan ban bekas sebagai tempat melekatnya benih tiram. Berkat teknologi
ini, petani tiram pun mampu menghasilkan jumlah dan ukuran tiram yang lebih
besar.
Masing-masing
pemenang berhak mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 55 juta.
Wow banget
ya!
Tertarik
nggak sih untuk bersama-sama Astra berkontribusi terhadap masyarakat?
Yuk!
0 Komentar