Monster Bagi Editor
Ada monster apa saja saat kita menulis atau pun mengedit?
Yuk simak!
1. The ghost alias Hantu
Mungkin sekali pada saat-saat pertama terhubung dan menjalin komunikasi, klien editor ini terlalu bersemangat. Seolah tak sabar untuk menuju tahap berikutnya.Tapi ketika sang editor membalas, hantu itu menghilang atau bahkan tak terdengar kabarnya.
Padahal seluruh proses editing butuh komunikasi yang jelas dan pada waktu yang tepat. Tek tok istilahnya tuh.
2. Frankenstein’s monster
Mungkin sekali penulis menulis buku yang tak jelas genre, gaya, tone atau plot-nya.
Editor dan pembaca tidak tahu apa yang bisa diharapkan dari satu bab ke bab selanjutnya, atau bahkan dari satu kalimat ke kalimat selanjutnya.
Monster Frankenstein mungkin tidak tahu siapa sebenarnya dirinya, tapi dia berharap orang lain memahaminya. Kalau kemudian editor mulai memperbaiki tulisan tersebut, berarti dia berubah menjadi ghost writernya dong.
3. The werewolf
Setelah menerima editan, werewolf menjadi garang.Dia tak percaya betapa kacau karyanya sekarang. Mungkin dia bisa menjadi manis pagi hari berikutnya sih.
Tapi the werewolf gagal belajar menghargai pengalaman dan keahlian atau hanya tidak tahu bagaimana berargumen mempertahankan sudut pandangnya tanpa menjadi agresif.
4. The vampire hunter
Dia menanyakan nilai editor. Pemburu vampire percaya bahwa kebanyakan editor freelance adalah nyamuk penghisap darah yang bergerak dari satu pembayaran cek ke order berikutnya, mencari korban mereka atau klien dengan sedikit penghargaan pada halaman yang mereka kerjakan.
Pemburu vampir tergantung pada angka-angka lama atau peristiwa anekdot yang mereka percaya. Semestinya dia mengobrol terbuka dan jujur dengan editor terpilih tentang nilai-nilai yang editor tawarkan.
5. The zombie
Setengah hidup, zombie ini tidak ingin melakukan banyak kerja. Dia mungkin tidak bekerja. DIa lamban dalam menerima atau membalas komunikasi yang butuh kecepatan. Dia ingin menetap dalam otak editor sehingga mengkonsumsi pengetahuan tanpa melakukan kerja berarti mengimbangi kerjanya editor.
Zombie ini butuh menyadari bahwa kerja menciptakan buku adalah kerja sepanjang waktu. Menyerahkan pada editor tidak berarti kerja zombie sudah selesai. Dia masih harus terlibat, terutama saat editor punya pertanyaaan. Jangan membuat editor menunggu lebih lama dari satu dua hari untuk meresponnya.
6. The witch
Witch ini minta keajaiban. Dia tahu bahwa permintaaannya aneh, tapi dia percaya editor bisa mengubah sesuatunya dengan mudah.Witch ini butuh menaiki sapu mereka menuju pelatihan menulis sebelum menyetorkan karya. Atau dia mestinya membuat daftar pembaca awal yang bisa menunjukkan padanya kapan karya siap disetor ke editor.
7. The shapeshifter
Dia menyetujui suatu hal tetapi minta hal lainnya. Dia mungkin minta dan menandatangani kontrak untuk copy editing tetapi meminta 'pembacaan cepat' juga.
Shapeshifter ini mestinya paham perbedaan beragam editor, jenis editing apa yang mereka butuhkan dan jenis editing apa yang editor tawarkan.
8. The mummy
Terbungkus dalam dunia kecil mereka, mummy ini butuh waktu lama untuk membalas email-email atau telpon sehingga editor sampai tertidur, atau lebih buruk lagi.
Seperti hantu, mummy ini gagal berkomunikasi dengan baik dengan editornya.
9. The (copy)cat
Percikan licik konten plagiasi seputar buku mereka seperti catnip, berharap tak ada seorang pun yang mengenalinya.Jangan pernah plagiasi. Editor bisa membau-i konten seperti itu dengan mudahnya. Dan lagi, sekali kita memplagiasi meskipun hanya sedikit, ini akan mngundang kecurigaan pada seluruh manuskrip kita. Hasilnya? editor tidak ingin kucing ini melintas dalam jalur mereka lagi.
10. The blob
Monster yang terus bertumbuh ini menambah konten pada manuskripnya meskipun sudah diedit. Meskipun jelek, mereka tambah terus setelah diedit.Blob ini butuh tahu kapan harus bilang kapan. Dia mestinya melakukan upaya terbaiknya untuk mencapai hasil terbaik sebelum mengirim ke editor. Perubahan-perubahan substansial selama atau setelah fase editing musti dikomunikasikan kepada editor.
**
Line: diannafi57
Email: diannafihasfa@gmail.com
0 Komentar