Permainan Tuhan Bernama Takdir dan Kematian
Saat sakit dan menghadapi resiko kematian, ada berbagai pendekatan yg berbeda dan berakhir dg cara yg beragam pula. Semua tak lepas dari qodarullah dan sunnatullah.
Ndilalah bi idznillah. Dan ketika semua berlalu seiring waktu, tersingkap hal2 yg selama ini mungkin disalahpahami .Dia yg selama ini mendapat stigma kolot, jumud, radikal dan dipandang sbg tokoh agama yg cenderung kontra thdp sistem yg dianggapnya thoghut, ternyata justru mengambil langkah rasional. Meski secara personal situasi finansialnya sulit, tetapi dg networking luas, jamaah dan.. .kolega dan mungkin donatur2, melakukan operasi ring jantung. Bahkan berkali-kali. Alhamdulillah skrg tetap sehat, malah berhasil diet dan ngegym, lalu nikah lagi stlh istrinya wafat. Dpt jandanya ustadz yg lumayan tokoh. Senyum2 terus, jadi muda lagi. Masya Allah.
Sebaliknya sang paman yg meski juga relijius tapi cenderung modern, justru tdk mengambil langkah operasi meskipun sdh diupayakan oleh keponakannya yg dokter. Mungkin kepikiran biaya mahal. Lalu memilih stem cellyg didapat dr jamaah. Meski kita yakin bhw maut mmg sdh ditetapkan.
Beliau akhirnya pergi mendadak dalam waktu yg tdk disangka2. Hanya bbrp waktu setelah keputusan yg diambil saat di persimpangan tsb. Langkah rasional,realistis dg tetap doa penuh sbg upaya ikhtiar optimal diambil oleh ipar mrk. Melakukan 2x operasi dg bantuan keponakan mrk yg dokter. Meski suaminya sempat tdk memperbolehkan. Krn itulah mgkn dia termangu2 lama saat takziyah kmrn. Menyadari perpanjangan usianya. Sang adik yg tertabrak motor, meski kurang mampu & pendidikan tdk tinggi, manut melakukan 2x operasi kepala dan tulang sbgmn disarankan keponakan yg dokter, dg support pembiayaan dr sang kakak. Masya Allah pemulihannya juga lbh cepat dibandingkan perkiraan. Perpanjangan nyawa.
Jadi faktor2/parameter2 seperti kemiskinan, pendidikan/pengetahuan, akses informasi, networking, support system, relijiusitas, spiritualitas akan berbeda2 pengaruhnya pd masing2 orang tergantung paradigma/ mindsetnya.
Semua tak lepas dari qodarullah
*wallahu a'lam bishshowab
Nih dia yg bbrp waktu lalu menunduk2 terima kasih, kemarin termangu2 mencoba menyerap permainan Tuhan bernama takdir dan kematian.
bising klakson bbrp kendaraan mulai terdengar, tapi istri sambung pakiik sepertinya tidak peduli. Dia butuh turun dari mobil (shg terpaksa berhenti di tengah jalan) demi menemui adikku (yg segera saja kusenggol bahunya utk turun dari undakan masjid tempat kami duduk2 siang ini).
semua mata tertuju pada bulikku yg baru saja menambah nyawa setelah lolos dari maut. Tampak sekali gestur terima kasihnya saat menunduk-nunduk di hadapan adikku yg senyum2 ewuh. Mungkin baginya membantu operasi ginjal dan operasi lambung perempuan paruh baya itu sekedar kerja saja.
Namun demi melihat binar mata bulik dan bungkukannnya berkali-kali, baru kusadari adikku yg suka cengengesan itu ternyata pahlawan juga
Saat bulik kembali masuk mobil shg barisan kendaraan di belakangnya kemudian bisa bergerak,msh kudengar suaranya matur suwun dok matur suwun
0 Komentar